Scientist Muda Bangsa, Keep Smile! :)

Posted by Unknown Sabtu, 31 Agustus 2013 2 komentar
Scientist Muda Bangsa, Keep Smile!



          Tahun ajaran baru, berartiiiiiii Mahasiswa Baru datang. Mahasiswa Baru (Maba) merupakan objek empuk para senior dengan berbagai macam misi mereka. Salah satunya adalah gue. Gue masuk Panter (Panitia Terpadu, Kepanitiaan yang mengurus PMB FSM) dengan membawa misi. Pertama, misi pencerdasan publik dengan sharing ilmu dan pengalaman. Kedua, memperluas relasi dengan kawan-kawan maba ( selanjutnya ya tunggu saja ceritanya :D ).

           Panter mulai rapat sejak bulan Juli, disaat maba belum datang ke Undip. Mulai bekerja Panter adalah hari kedua PMB yaitu tanggal 27 Agustus 2013. Hari itu diawali dengan Upacara Penerimaan Fakultas yang dipimpin oleh Pak Dekan. Saat itu, posisi gue duduk di kursi mahasiswa berprestasi dan organisasi (Yang pasti gue bukan di bagian mahasiswa berprestasi). Dengan selesainya upacara penerimaan, maka dimulailah prosesi PMB maba di FSM. Gue mendapatkan jatah pegang kelas E dengan partner Sunas, Azwar, Widi, Desy, Titi.

Hari pertama dan kedua, 27-28 Agustus 2013 adalah jadwal PMB Fakultas dan Jurusan/ Prodi. Untuk PMB Fakultas diisi oleh dosen-dosen FSM yang terdiri dari berbagai jurusan dengan materi-materi berikut ini: Penjelasan Perak, Penjelasan SIA, Akses perpustakaan, Metode belajar di Perguruan Tinggi, Polbangmawa (Pola Pengembangan Mahasiswa), Pengenalan Budaya & Etika Kampus, Pengenalan Organisasi & UPK Fakultas. Untuk hari kedua, PMB Fakultas hanya sampai jam 10 karena selanjutnya adalah PMB Jurusan/ Prodi dengan kegiatan pengenalan masing2 Jurusan/ Prodi sampai jam 16.00 wib.

Dari keseluruhan materi yang disampaikan dosen, maba berkomentar bahwa materinya bosenin, bikin ngantuk, kurang menarik. Oke, gue paham mungkin karena beda masa beda pemikiran dan beda cara gaul. Namun, Panter sudah menyiasati dengan memberi ice breaking di setiap pergantian materi untuk mencairkan suasana dan menghilangkan rasa kantuk serta lelah. Cara ini terbukti ampuh untuk mengembalikan semangat mereka.

Hari ketiga dan keempat, 29-30 Agustus 2013 diklaim oleh maba sebagai hari yang menyenangkan karena 2 hari tersebut jadwalnya untuk kegiatan Pendidikan Karakter. Ini adalah tahun kedua diadakannya kegiatan tersebut di lingkungan Undip. Kegiatan ini bersifat lebih dinamis karena setiap materi disertai dengan video atau permainan. Materi pada Pendidikan Karakter adalah: Pemahaman diri sebagai makhluk Tuhan, Pemahaman diri sebagai ilmuwan, Membangun mind set, Kepemimpinan Berkarakter, Pola pikir prestatif, Emotional and Adversity, Kediponegoroan, dan Waspada Narkoba. Kalo boleh jujur, sebenernya materinya juga bikin ngantuk tapi dengan adanya video dan permainan maka tingkat kekantukannya bisa diminimalisir.

Khusus untuk materi waspada narkoba, panter mendapat mandat untuk menyampaikan materi tersebut. Karena di kelas E tidak ada panter yang berminat, akhirnya gue juga yang turun tangan menyampaikannya. Diawali dari power point yang sudah ada dari fakultas tentang narkoba, gue melanjutkannya dengan materi bahaya rokok yang tentunya masih berkaitan. Alhamdulillah antusiasme audiens kelas E cukup memuaskan saat gue menyampaikan materi tersebut. Pada akhirnya, gue membuat kesepakatan dengan maba kelas E bahwa gue akan mengisi materi tambahan di akhir yang berjudul “Mahasiswa”.

Sesuai dengan misi gue yang pertama, gue sudah menyiapkan materi ini sebelum hari jumat. Tahun lalu saat gue jadi panter juga ngisi materi di akhir acara, cuma bedanya kalo tahun ini lebih substansial menyangkut hakikat mahasiswa itu sendiri. Materi yang gue buat hanya terdiri dari 8 slide tapi menghabiskan waktu 45 menit karena lebih banyak video daripada jumlah slidenya. Alhamdulillah banyak kawan-kawan maba yang antusias dengan materi terakhir dari gue dan mendapat tanggapan positif dari mereka. Banyak dari mereka yang mengaku mendapat pencerahan, mulai bisa berubah pola pikirnya, dan masih banyak lagi. Dengan begitu gue nyatakan misi pertama berhasil!

Selesai acara terkahir di hari jumat, semua maba diminta untuk menuliskan kesan dan pesan acara seminggu dan kakak-kakak panternya. Setelah itu maba dan panter setiap kelas berfoto bersama di podium depan Dekanat FSM. Dengan begitu, gue nyatakan misi kedua berhasil. Dari sekian banyak surat kesan dan pesan yang masuk, ada 22 surat yang memberi kesan dan pesan pribadi terhadap gue *terharu. Beberapa diantaranya adalah:


  1. ‘….khusus mas DPA “Semoga bisa suatu saat ketemu dan dah sukses berkarir jadi dosen/ sejenisnya. Cara bicara yang asyik!” ‘
  2. ‘….Ohiya! Materi ending dari mas depe keren abis! Jadi motivator aja mas, keren mwehehe.’
  3. ‘Kak DPA = kok wawasannya luas bingit kak? Aku ngefans tauk hahaha, secret admirer gt kak. Asik dah kalo materi diisi sama panter. Ngga boring dan gak bikin galau. Terima kasih’
  4. ‘Seru abis, memotivasi banget terutama kalo kak Dwi yang ngasih materi, keren banget salut sama pengetahuannya…..’
  5. ‘…..Kak DPA = kreatif, pintar, seru, charismatic. Nggak bakalan nyesel deh dipimpin sama kak DP’
  6. ‘….Khusus buat kak DPA, semoga saya bisa seperti anda berbicara yang bijak dengan dasar….’
  7. ‘… u/ ka DP, asli kagum banget sama pribadi kaka. Terima kasih sudah menjadi orang yang menginspirasi saya pertama kali masuk kelas E’
  8. ‘….materi yang bagus dari kak DP(Dwi Prabowo) bikin saya semangat masuk dunia kuliah dan mewujudkan cita saya….’
  9. ‘….kalau lagi dikasih materi dg kak dwi lebih semangat dengerinnya daripada dg Pembina yg memberi materi….’
  10. ‘….kak dwi itu asyik bgt, selalu bisa mencairkan suasana dengan games yg seru….’
  11. ‘….Buat mas DPA, keren motivasi + pelajaran yg udah diberikan buat kami. Cukup membuka hati kecil saya’
  12. ‘….buat kak Dwi P mirip banget deh ama kakak saya’


Dengan berakhirnya acara di hari jumat, maka berakhirlah acara indoor PMB FSM dan Pendidikan Karakter. Keesokannya, 31 agustus 2013 adalah kegiatan outdoor berupa Lomba-lomba dengan tema “Follow Your Passion”. Lombanya adalah Debat, Ranking 1, Voli Putri, Basket Putra. Dari serangkaian kegiatan indoor bersama kawan-kawan maba kelas E ada banyak kenangan dan cerita unik yang membedakan kelas E dengan kelas lain ataupun PMB tahun ini dengan kemarin. Diantaranya adalah:

1. Kelas E punya jargon yang beda sendiri, yaitu “Scientist muda bangsa? Keep Smile!”
2. Sejak hari kedua, kelas E selalu menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Undip, Totalitas Perjuangan setiap memulai kegiatan
3. Sudah puluhan video yang disaksikan kawan-kawan kelas E selama kegiatan 4 hari
4. Kawan-kawan kelas E rame, seru, tengil, asik, walau kadang-kadang ngeselin
5. Di tahun kedua, terjadi lagi seorang maba yang bisa menarik perhatian gue saat dia duduk di depan *ahsudahlah
6. Kelas E dan C( karena diminta) yang mendapatkan materi tambahan “Mahasiswa”
7. Maba tahun ini dapat praktek langsung ilmu Kedisplinan, Kepemimpinan, Kesadaran, Kritis, dan Kepekaan
8. Tahun ini tercipta #inovasi2013 dengan terpilihnya Ketua Angkatan 2013 di lingkungan FSM











Baca Selengkapnya ....

Ungaran, Awal Sebuah Petualangan

Posted by Unknown Jumat, 30 Agustus 2013 5 komentar

            Ini sebuah kisah petualangan yang gak biasanya, perjalanan yang anti mainstream (buat gue sih gitu). Pendakian ke puncak Ungaran pada tanggal 25-26 Agustus 2013 telah menjadi perjalanan yang meninggalkan banyak cerita dan kenangan seru. Daripada penasaran cerita serunya kayak gimana, langsung aja kita mulai awal cerita dari TeKaPe.

            Cerita bermula dari kegagalan gue pada bulan Mei lalu untuk bisa mencapai puncak Gunung Lawu. Sebenernya sih ada banyak alasan dan kejanggalan yang menyebabkan rombongan kita saat itu gagal mencapai puncak. Ah sudahlah tak perlu dibahas kisah yang berlalu. Pepatah bilang, “Tak penting berapa kali engkau gagal, Yang penting adalah berapa kali kau bisa bangkit”. Akhirnya, gue memutuskan untuk mencari pendakian yang “friendly” sebagai pengukur fisik dan kemampuan gue dalam mendaki gunung. Alhamdulillah, Gunung Ungaran menjadi gunung terendah di Jawa Tengah, dan lokasinya juga cukup dekat dengan Undip. Fix, Ungaran menjadi target utama.

            Segera saja gue kontak dengan “Sang Juru Kunci Ungaran” bernama Satria Utomo Dananjaya (gue saranin lo panggil dia kalo mau ke Ungaran). Gue sampaikan maksud hati ke doi dan ternyata doi menanggapi dengan positif. Jadilah kita tentukan tanggal yaitu 25 Agustus berangkat. Gue berpikir kalo naik gunung berdua berasa ada yang janggal, apalagi sama cowo. Jujur, gue masih normal, gak tau deh kalo Satria ya *haha. Dengan pertimbangan yang cukup lama (5 menit lama gak ya?), gue menyarankan ke Satria untuk mengajak kawan2 Elefatic untuk ikut naik, serta gue juga mengajak rekan Wisnuri (Wisma Nurul Fikri, Markas anak2 bekasi) bernama Aca untuk ikut naik juga.

            Tibalah hari yang dinanti tanggal 25 Agustus. Tepat jam 16.00 wib, semua berkumpul di Wisnuri. Terkumpul sebanyak 9 orang yang akhirnya ikut muncak Ungaran, yaitu gue, Satria, Aca, Galih, Haris, Sidiq, Ade Pondra,  Milata, Masdhiana. Tepat jam 17.00 wib, kita semua berangkat ke Ungaran dengan 5 motor. Saat itu cuma Galih yang gak ada boncengan *forevel alone dududu. Tiba di pos masuk Ungaran pas Adzan Maghrib, kita shalat dan istirahat sejenak. Setelah itu, melanjutkan kembali perjalanan ke Pos Mawar (Pos pendakian Gunung Ungaran). Sampai di Pos Mawar jam 18.30, langsung saja kita menitipkan motor dengan biaya 5ribu/motor. Pendakian dimulai tepat pukul 18.45 wib



            Disinilah kerancuan dimulai. Pertama, gue naik hanya menggunakan sandal swall*w (sandal sejuta umat) yang akhirnya jadi perbincangan selama perjalanan karena “quality”. Kedua, yang bawa senter cuma 4 dari 9 orang. Ketiga, Galih, Sidiq, Haris hanya membawa perlengkapan seadanya seakan mau jalan2 ke pantai. Keempat, Sidiq, Galih menggunakan celana jeans. Sebenernya masih banyak kerancuan lagi saat itu, tapi cukup dibagikan sebagian saja. Awal pendakian, kami tidak menemui kendala yang berarti karena jalur masih didominasi track datar, sampe2 Sidiq nyeletuk, “Sat, ini kok gak naik-naik jalannya, salah jalan kali”. Setelah berjalan selama 2 jam, tepat pukul 20.45 kita tiba di pertigaan kebun teh.  Sesuai kesepakatan awal, kita akan bermalam dulu di perumahan warga.

            Sampai di perumahan warga pukul 21.05, segera kita shalat Isya dan mengisi perut. Alhamdulillah saat itu pemukiman sedang sepi karena pendakian yang rame sudah malam minggu kemarin. Dengan begitu, kita bisa lebih leluasa istirahat dan pesan makanan. Jam 22.00 waktunya tidur sampe jam 02.30. Jam 02.30 kita semua bangun dan bersiap untuk melanjutkan pendakian sampai puncak. Jam 03.00 kita mulai melanjutkan pendakian. Disinilah pendakian yang nyata karena track nya sudah menanjak. Disinilah rombongan sudah mulai mengurangi obrolan untuk menjaga stamina.

         Perjalanan pagi itu diterangi dengan cahaya bulan yang indah sehingga penggunaan senter bisa diminimalisir. Kalo kita melihat ke langit, seakan-akan bulan berjalan sangat cepat padahal awan yang bergerak *oke ini hanya terlintas begitu saja di pikiran. Track pertama melewati “tanjakan setan”, dilanjutkan dengan “zona kepala”, dilanjutkan dengan “zona batu selamat datang”, dan sampe puncak. Kenapa dinamakan “tanjakan setan”? Kata satria, karena track yang menanjak secara terus menerus dan perbedaan setiap pijakan cukup tinggi. Kenapa dinamakan “zona kepala”? kata sidiq, karena di daerah tersebut banyak pohon tumbang yang melintang di jalur pendakian sehingga cukup menghalangi rombongan. Selama zona kepala, rombongan harus sering menunduk atau melompati pohon tersebut. Kenapa dinamakan “zona batu selamat datang”? kata sidiq (lagi), karena di daerah tersebut banyak bebatuan yang seakan-akan mereka menyambut kita karena sudah dekat dengan puncak.

          Tepat pukul 05.30, rombongan sampe di puncak gunung Ungaran. Segera saja kita semua melaksanakan shalat subuh berjamaah. Ini pertama kalinya gue merasakan shalat subuh di puncak gunung. Bener kata kahfi kalo shalat di gunung tuh berasa deket sama Sang Pencipta, dan itu gue rasakan. Selesai shalat, kita semua menikmati suasana puncak gunung, foto-foto, masak sampe jam 06.45. 







            Setelah selesasi aktivitas di puncak gunung, kita memutuskan untuk langsung turun gunung. Perjalanan turun gunung lebih cepat daripada naiknya, hanya saja bikin pegal karena menahan beban agar tidak jatuh ke depan karena track yang curam. Sampai di Pos Mawar jam 10.30 wib, kita langsung memutuskan untuk pulang supaya capeknya sekalian di kost.





                Dari perjalanan tersebut, banyak pelajaran yang bisa diambil, diantaranya:
  1. ·         Naik gunung itu bukan sekedar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan hati
  2. ·         Modal utama naik gunung itu adalah niat, perlengkapan gampang disiapkan
  3. ·         Persahabatan akan lebih terasa saat pendakian
  4. ·         Bawa cewe untuk naik gunung bisa menjadi alasan utama untuk istirahat saat kita (kaum pria) cape
Kenapa judulnya "Ungaran, Awal Sebuah Petualangan"? Karena semenjak gue pertama kali merasakan naik gunung langsung ketagihan. Di gunung, kita akan menjadi diri kita yang sebenarnya (kata Satria) dan di gunung, kita bisa merasakan perjalanan sambil menikmati pemandangan ciptaan Tuhan yang begitu sempurna dan indah. Kali ini Ungaran, esok gunung apalagi yang akan kita daki. Tunggu ceritanya :D


Baca Selengkapnya ....

Mahasiswa, Kini!

Posted by Unknown Sabtu, 24 Agustus 2013 4 komentar
Mahasiswa.
        Apa tanggapan kalian saat membaca satu kata tersebut? Intelek, anarkis, pejuang, demo, pelajar, perusak, calon pemimpin, dan sebagainya. Berbagai tanggapan tentang mahasiswa muncul, baik itu pandangan positif atau negatif. Semuanya sah-sah saja karena negeri ini menjunjung tinggi Hak Berpendapat. Nah, yang menjadi topik artikel kali ini adalah bagaimana peran dan posisi mahasiswa saat ini, di era reformasi yang “katanya” menjunjung tinggi kebebasan bagi rakyatnya. Tapi kok yang gue liat malah jadi kebebasan yang kebablasan ya. Bebas mau berbuat apa saja tapi lupa dengan batasan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Oke, kemabli ke topik tentang mahasiswa.
        Definisi dari kata mahasiswa adalah orang atau sekumpulan orang yang sedang menempuh jenjang pendidikan di sebuah instansi pendidikan perguruan tinggi baik itu Universitas, Institut, akademik, dan sejenisnya, yang tercatat di biro administrasi umum, memiliki Nomor Pokok Mahasiswa, dan aktif mengikuti perkuliahan yang digelar di lembaga pendidikan (kampus) yang dia tempati. Dunia kampus terkenal sebagai persiapan menuju dunia luar atau dengan kata lain kehidupan bermasyarakat yang nyata. Maka dari itu, mahasiswa dikenal sebagai seorang individu yang tidak hanya belajar formal di bangku kuliah melainkan juga aktif berkegiatan ekstra kampus. Hal inilah yang akhirnya menyebut mahasiswa sebagai “Aktivis”.
        Pergerakan mahasiswa yang terkenal yaitu pada saat era Orde Baru di tahun 1998. Sesuai dengan pernyataan Bung Karno, “Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia”. Ya, walaupun pada kenyataannya saat itu mahasiswa yang turun ke jalan lebih dari 10, tapi setidaknya membuka mata masyarakat bahwa pergerakan mahasiswa dapat menggulingkan Kerajaan Orde Baru yang sudah lama berkuasa. Itu cerita 15 tahun lalu. Lalu, bagaimana cerita tentang mahasiswa saat ini?
        “Hidup Mahasiswa”, slogan yang dulu gencar diteriakkan oleh sekumpulan pemuda yang sedang turun ke jalan berjas alamamater kebanggaannya seakan sudah mati saat ini. Slogan tetaplah slogan karena mahasiswa saat ini tidak lagi menjadi momok bagi pemerintah. Tidak seperti dulu, mahasiswa seakan menjadi hantu yang bergentayangan bagi para birokrat-birokrat “kotor” di negeri ini. Mahasiswa saat ini seakan hanya memperjuangkan kepentingan individu atau kelompok tertentu. Padahal, sudah jelas dalam lirik lagu “Totalitas Perjuangan” disebutkan “Wahai kalian yang rindu kemenangan, wahai kalian yang turun ke jalan demi mempersembahkan jiwa dan raga untuk negeri tercinta”. Jangan sampai lirik tersebut hanya terucap tanpa realisasi yang mantap.
        Orang bilang, “Mahasiswa sebagai Iron Stock, yaitu manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang dapat menggantikan generasi sebelumnya”. Orang bilang, “Mahasiswa sebagai Guardian of Value, yaitu mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat”. Orang bilang, “Mahasiswa sebagai Agent of Change yaitu sebagai manusia yang dapat membawa perubahan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik”. Orang bilang ini, orang bilang itu. Apakah itu hanya kata orang saja tanpa adanya fakta dari mahasiswa itu sendiri? Kita semua memiliki jawaban yang berbeda.
        Sejatinya, mahasiswa sudah memiliki pemikiran yang luas dan tinggi. Mahasiswa itu harusnya memiliki sifat-sifat:
  •  Aktivis, Mahasiswa itu harusnya bergerak bukan digerakkan, belajar bukannya diajar
  •  Realistis, Mahasiswa itu harus melihat kondisi nyata yang terjadi, bukan malah menutup mata
  • Sosialis, Mahasiswa harus peka terhadap keadaan yang terjadi di sekitarnya, bukan cuek membiarkannya
  •  Idealis, Mahasiswa itu harus memiliki prinsip dan pendirian, bukan hanya mengikuti kebiasaan
  • Kritis, Mahasiswa harusnya bisa memberikan ide untuk perbaikan, bukan anarkis dengan membuat kerusakan
  • Optimis, Mahasiswa itu selalu bersemangat mengejar cita-cita, bukan hanya diam menunggu waktu tiba

Jika kita bisa mengaplikasikan sifat-sifat diatas, niscaya kita akan mampu menjadi mahasiswa sukses. Mahasiswa sukses itu apa sih? Yaitu Mahasiswa yang:
·         Berkreasi
·         Berinovasi
·         Berprestasi
·         Berorganisasi
        So, pada akhirnya semua mahasiswa memiliki cita-cita yang sama yaitu menjadi mahasiswa sukses.Sukses akademik, sukses organisasi, sukses finansial, sukses karir, sukses dunia akhirat. Semoga kita semua dapat berbuat banyak pada negeri ini, Indonesia. :D

*diolah dari:
http://www.kampusnews.com/jaringopini-mahasiswa-itu-harusnya-seperti-apa-sih/



Baca Selengkapnya ....

Lebaran, Maaf, Ketupat, Mudik

Posted by Unknown Senin, 12 Agustus 2013 0 komentar
Idul Fitri 1434H sudah berlalu, sebelum menuliskan postingan ini, saya ingin mengucapkan

Hari raya Idul Fitri di Indonesia sudah menjadi sebuah perayaan besar. Mungkin tidak hanya umat muslim saja yg merayakan dan merasakannya, umat beragama lainnya juga ikut merasakan gegap gempita Hari raya Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri biasa disebut dengan Lebaran, entah darimana asal kata tersebut. Kalo opini gue pribadi mungkin karena saat Idul Fitri banyak makanan -> konsumsi berlebihan -> berat badan naik -> badan jadi lebar-an. Namun tak dapat dipungkiri bahwa Lebaran di Indonesia memiliki keterkaitan dengan hal lainnya yaitu Maaf, Ketupat, Mudik. Kenapa gue sebut punya keterkaitan? karena jika salah satu dari ketiga itu hilang, kemungkinan lo sedang berlebaran bukan di Indonesia. Kok bisa setiap lebaran di Indonesia ada ketiga hal tersebut? Gue bahas satu persatu aja biar afdhol.

MAAF

Maaf, sebuah kata yang menjadi primadona di saat Idul Fitri. Semua orang berlomba-lomba untuk bisa meminta maaf dan saling memaafkan di hari yang fitri. Berbagai cara pun ditempuh untuk menjalankan misi. Baik lewat sms, telpon, maupun bertemu langsung. Fenomena unik memang, karena dari 365 hari terpilih 1 syawal sebagai Hari Permohonan Maaf Massal. Tapi kenapa gak dibuat hari besar oleh pemerintah terus jadi libur nasional ya? *setiap lebaran juga tanggal merah kali. Tapi yang gue heran adalah punya salah atau nggak, kenal atau nggak kayaknya ada orang yang ucapan maafnya dikirm ke semua kontak yang ada di hp. Ok, it's fine but sing genah wae toh. Gak salah emang minta maaf ke semua kontak dgn cara broadcast, tapi bukankah secara terarah lebih personal dan afdhol. Gue aja berima sms dari Raju, Topik, dan siapa lah itu yg gue bingung dia itu siapa. Tapi, semua kembali lagi pada diri masing-masing. Semoga ucapan maaf bukan hanya sebagai simbol belaka, tapi bisa sebagai awal kita memperbaiki diri.

KETUPAT

"Gak lengkap rasanya lebaran kalo gak ada ketupat". Slogan ini pernah dideklrasikan oleh hampir semua Ibu Rumah Tangga (salah satunya nyokap gue). Sajian khas lebaran ini selalu hadir di setiap rumah (gak percaya? keliling aja datengin tiap rumah di komplek gue). Entah gimana ceritanya asal usul tradisi ini, tiba-tiba udah ada aja ketupat di rumah tiap lebaran. Yang jadi pertanyaan, Saat lebaran pedagang ketupat sayur masak apa? *gak usah dijawab. Yang perlu diingat, pastinya ketupat gak jomblo sendirian di meja makan. Menu pendamping ketupat beragam tergantung selera masing-masing, ada rendang, sambal goreng ati, opor ayam, dan masih banyak lagi (cuma 3 yg gue tau karena itu yg di rumah gue). 
Ada atau tidaknya ketupat, jangan jadi pengukur khidmat. Karena afdholnya Idul Fitri diukur dari hati yang suci, jauh dari iri dan dengki. dan selalu berbagi memberi apa yang kita miliki

MUDIK 


Tradisi yang *katanya cuma ada di Indonesia. Dari Sabang sampe Merauke, dari Miangas sampe Pulau Rote memanfaatkan momen Lebaran sebagai waktu yang tepat untuk pulang kampung. Uniknya di negeri ini, segala macam cara dilakukan agar bisa sampe ke kampung halaman. Mudik menggunakan pesawat, kereta, bis, kapal, motor sudah terlalu mainstream. Yang lagi trend sekarang adalah mudik menggunakan kendaraan yang gak biasanya. Nih contohnya 











Buka Mata, Ini Nyata, Hanya di Indonesia

Begitulah perayaan lebaran di negeri ini. Kalo ditanya ke warga Indonesia yang ada di luar negeri, mungkin mereka menjawab yang sama yaitu lebih nikmat merayakan Idul Fitri di Indonesia. Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim tidak mengherankan jika perayaan Lebaran di negeri ini sangat terasa hebohnya.


Baca Selengkapnya ....

Eksekutif ku lebih cepat

Posted by Unknown Minggu, 11 Agustus 2013 6 komentar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Postingan pertama dari blog ini gue isi dengan sebuah cerita pengalaman. Cerita ini tentang kisah impian gue yang harus sirna karena hal bodoh.
Cerita bermula dari munculnya impian gue sejak lama, yaitu Naik Kereta Eksekutif. Kenapa bisa muncul impian itu? Karena setiap kali gue naik kereta dari bocah ya kereta kelas ekonomi atau bisnis. Kata orang, kereta eksekutif lebih nyaman dan lebih cepat nyampe. Oke, gue bertekad suatu saat nanti gue akan merasakan kereta eksekutif tersebut dengan tanpa meminta uang tambahan ke orang tua.

Setelah sekian lama menunggu (lebih lama dari Ridho Roma), akhirnya PT. KAI menjawab impian gue tersebut dengan mengeluarkan kebijakan tarif bertingkat untuk kereta bisnis dan eksekutif di musim lebaran 2013. Kabar ini bagaikan matahari yang muncul di pagi hari, angin segar di sore hari, bintang bersinar di malam hari *apalah ini knp jd puisi*. Segera saja gue putuskan untuk membeli tiket pulang ke Bekasi berupa Kereta Argo Sindoro untuk tanggal 1 Agustus 2013 seharga 100 ribu. Transaksi pembelian dengan sistem online dan penukaran tiket selesai dilakukan, berarti tinggal menunggu hari kepulangan.

Malam sebelum keberangkatan, Kang Ojek Temen gue, Satria datang ke kontrakan karena doi yang nganter ke stasiun besok. Saat itu, gue udah menjanjikan bahwa setelah subuh langsung berangkat. Pagi harinya selesai sahur ternyata unduhan film gue masih proses. Okelah, tunggu sejenak sebelum berangkat. Menunggu download ternyata lebih lama dari menunggu cewe belanja, sampe-sampe jam sudah menunjukan pukul 05.00 WIB. Waktu tersisa 30 menit sebelum kereta berangkat. Disinilah detik-detik menegangkan antara berhasil atau tidak. Motor Satria gue pacu kecepatan penuh sampe gas udah gak bisa diputer lagi. namun sesuai dengan judul, Eksekutif ku lebih cepat

Sesampainya di Stasiun Tawang, jam menunjukan pukul 05.28. Segera aku berlari menuju pintu peron untuk mengejar kereta eksekutif yang sudah membunyikan klaksonnya. Sepanjang pelarian ku, terdengar sorakan seluruh penghuni stasiun dari mulai supir becak, penjaga loket, tukang taksi, maupun penghuni tak terdefinisi lainnya. Mereka semua meneriaki ku seakan memberi semangat, namun ternyata kalimat yang mereka ucapkan, "Wes mangkat mas, wes telat". Ah benar saja yang diteriaki oleh para suporter stasiun tersebut. Sesampainya di penjaga peron, aku tak diizinkan masuk oleh mereka. Penolakan yang sungguh menyakitkan melebihi penolakan seorang gebetan. Penyesalan yang sangat mendalam yang ku rasakan saat itu. Ingin rasanya ku terobos penjaga dan ku kejar kereta itu, namun apalah daya tangan kaki tak sampai.

Tulisan paragraf diatas bukan tulisan gue sebenarnya

Akhirnya dengan terpaksa kepulangan gue tertunda dan harus beli tiket lagi. Menoreh jadi pilihan karena harganya yg cuma 50ribu. Perjalanan pulang pun menjadi mundur setelah isya jam 19.00 WIB. Di kereta menoreh, muncul ide jahat untuk menjahili sang checker tiket. Saat pemeriksaan tiket di kereta, gue berikan tiket kereta Argo Sindoro. Cukup lama si Bapak memeriksa tiket tersebut dan ketahuan juga kalo itu tiket yang salah. Usaha jahil yang gagal, Tidak Untuk Ditiru

Ini cerita pengalaman absurd gue yang "semoga" bisa jadi pelajaran buat pembaca supaya gak sebodoh gue. Pelajaran yg bisa gue ambil dari cerita ini adalah:

  1. Penyesalan selalu di belakang karena yg didepan adalah Pendahuluan
  2. Setiap manusia memiliki "kelas" nya masing-masing. Mungkin memang kelas gue adalah kelas merakyat kereta bisnis-ekonomi.
  3. Time is Money. Waktu 15 menit seharga 100ribu
  4. "Bom bisa membunuh mu seketika, namun hidup dengan hasrat yang tidak tercapai dapat membunuh mu perlahan". Jab tak Hai Jaan

Baca Selengkapnya ....