Pencopetan Commuter Line

Posted by Unknown Rabu, 22 Januari 2014 5 komentar
Bagikan Artikel Ini :
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Ini cerita gue di hari pertama magang pada hari ini. Mungkin cerita ini bisa jadi pengalaman buat gue dan pelajaran buat orang lain yg baca. Sore ini gue mengalami insiden yang sudah lazim terjadi di Jakarta, yaitu pencopetan. Pencopetan yg gue alami terjadi di kereta Commuter Line rute Sudirman-Manggarai. Nah, mumpung masih inget kronologisnya mending gue ceritakan aja berikut modus operandi yg digunakan komplotan pelaku.

Gue sampe di stasiun Sudirman sekitar pukul 18.20 menunggu kereta ke arah Manggarai. Saat mau naik kereta keadaan rame dan sesak, dan di pintu masuk gerbong itu cukup banyak orang termasuk komplotan pencopet yg berjumlah 3 orang tersebut. Gue baru sadar aksi mereka saat mulai masuk pintu berasa ada yg narik tas seakan nahan supaya gue gak masuk kereta. Disinilah cara pelaku 2 untuk mengondisikan agar pelaku 1 dapat merogoh kantong celana. Maling 3 berperan menutup akses penglihatan penumpang sekitarnya. Sampai di dalam gerbong pelaku 2 masih mendorong-dorong gue untuk masuk ke sisi seberang gerbong.

Paham dengan kondisi janggal yang terjadi, sontak gue langsung periksa kantong kanan dan kiri. Ternyata isi kantong kiri berupa hp sudah raib dari tempatnya. Seketika itu langsung gue teriak, "HP SAYA HILANG!". Semua penumpang CL sekitar lokasi langsung bantu, termasuk pelaku 2 dan Bapak Saksi. Saat bapak saksi mau calling ke hp saya, tiba2 ada suara hp jatuh ke lantai. Benar saja, hp gue dijatuhkan pelaku 1 dan dilihat langsung oleh bapak saksi. Bapak saksi langsung meneriaki pelaku 1 sebagai copet. Nah, disini peran pelaku 2 dan 3 sebagai pembela kawannya. Mereka justru menyalahkan bapak saksi untuk tidak asal menuduh. Pak...pak... dengan modus seperti itu justru membuat seluruh penumpang tau kalo kalian itu komplotan pencopet.

Keributan dalam gerbong ditahan sampai stasiun Manggarai. Tiba di stasiun, bapak saksi langsung memanggil aparat dan meringkus pelaku. Sayangnya yg tertangkap hanya pelaku 2 karena perawakan khas Ambon menjadi pengenal yg mudah. Pelaku dibawa ke Pos Polisi, tapi di pos malah ngamuk ngamuk gak jelas sampe bawa-bawa identitas kalo dia sahabatnya Aji Notonogoro (*bukannya doi di penjara ya?). Lucunya, habis itu pelaku mengakui bahwa dirinya adalah gay a.k.a homoseksual. Singkat cerita, masalah ini dibawa ke Polsek Tebet untuk diproses dengan harapan bisa membongkar sindikat komplotan pencopet CL. Namun, apa yg diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Saat saya dan bapak saksi sampai di Polsek, telah melihat pelaku 2 sedang asik ngobrol sama pak polisi terhormat seakan gak punya dosa dan salah. Benar saja, sampai di Polsek bukannya langsung diproses tapi kami diajak berdamai dengan cara musyawarah. Apalagi polisinya menunjukan Peraturan Mahkamah Agung No.2 Tahun 2012 yang menurut saya kontradiktif dgn penegakan hukum di Indonesia. Ada benarnya juga kalimat yg mengatakan, "hilang ayam jual sapi". Usut punya usut, ada kecurigaan terjadinya kongkalingkong antara pelaku dan aparat Tebet.

Ini berdasarkan hasil diskusi gue dgn TNI yg berjaga di Stasiun Manggarai saat kembali melanjutkan perjalanan pulang. Beliau mengatakan saat di pos polisi stasiun, pelaku sudah menawarkan uang 1 juta ke TNI untuk berdamai, tapi ditolak. Kecurigaan muncul transaksi tersebut terjadi di Tebet dengan aparat lain, entahlah. Pada akhirnya, saya kecewa dgn supremasi hukum di Indonesia dan kredibilitas aparat penegak hukum. Maaf bapak-bapak yg berseragam coklat, saya semakin meragukan kredibilitas institusi Anda.

Terakhir, saya dan bapak TNI Stasiun Manggarai punya tips untuk pengguna KRL, yaitu:
  1. Perhatikan orang-orang sekitar anda sebelum naik kereta, waspada jika ada orang yg berkomplot dan saling memberikan kode. Ingat, pencopet sekarang sudah berpenampilan ala karyawan kantor.
  2. Segera sadari saat ada gelagat atau kejanggalan pada penumpang sekitar Anda. Periksa barang bawaan Anda segera.
  3. Jika ada yg hilang, langsung berteriak dan meminta bantuan sekitar. Syukur kalo pas ada petugas keamanan.
  4. Jangan panik jika anda mengetahui pelaku ada di sekitar Anda, apalagi mereka berkomplotan. Cukup ingat dan awasi mereka. Sampai stasiun langsung minta bantuan aparat untuk meringkus.
  5. Saat pelaku tertangkap jangan diproses. Alangkah baiknya di eksekusi di tempat terlebih dahulu (*saran bapak TNI). Apalagi dengan adanya Perma serta sikap aparat yg begitu.
  6. Ini strategi dari bapak TNI. Letakan HP dan dompet di saku baju atau jaket dengan formasi saku kiri berupa dompet dan saku kanan berupa HP. Tidak percaya? perhatikan TNI yg bertugas di stasiun.
Mungkin itu sedikit kisah dari pengalaman gue. Semoga ada pelajaran yang dapat diambil sehingga tidak terulang lagi kejadian serupa.
Wassalam


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Pencopetan Commuter Line
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://dpapriansyah.blogspot.com/2014/01/pencopetan-commuter-line.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

5 komentar:

Blognya Kikils mengatakan...

terima kasih ya kak tipsnya, sangat bermanfaat.

Akademi Telkom Jakarta

flash card untuk bayi mengatakan...

makasih, bermanfaat :)

Unknown mengatakan...

sama-sama :D

Sofian ILMCI mengatakan...

sangat bermanfaat. mksh

Anonim mengatakan...

Buat organisasi sesama penumpang krl copet takut kalo semua penumpang kompak
Bisa ditandai dg kalung kartu anggota sesama pelanggan krl

Posting Komentar